Senin, 27 Januari 2020

#SIP Design Aplikasi

Edit Posted by with No comments
DESIGN APLIKASI

A.    Latar Belakang
1.      Alasan
Aplikasi konseling adalah aplikasi dimana individu dapat melakukan konseling dengan aman dan rahasia, dimana individu tersebut tidak perlu merasa takut akan tersebarnya apa yang telah disampaikan. Seiring berkembangnya zaman saat ini banyak anak-anak, remaja, bahkan individu dewasa pun memiliki sosial media. Sehingga individu tersebut lebih cenderung mengekspresikan perasaannya melalui sosial media masing-masing. Individu tersebut menjadi mudah untuk membully individu lain, mudah marah-marah dan memaki di media sosial. Tak banyak yang terkena dampaknya. Seperti menjadi pemurung dan mengalami depresi.
Aplikasi konseling ini dibuat sebagai wadah untuk individu yang ingin bercerita menjadi lebih mudah dan tidak perlu malu karena dianggap ‘stress’ apabila menemui psikolog. Di aplikasi ini juga kerahasiaan data individu akan terjamin. Bagi kalian yang ingin konseling tidak perlu repot-repot mengatur jadwal dan datang menemui psikolog ataupun konselor. Cukup membuka aplikasi dan ikuti aturannya
2.      Teori Psikologi Konseling
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu counselium, artinya ”bersama” atau ”bicara bersama”. Pengertian ”berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor (counselor) dengan seseorang atau beberapa klien (Counselee). Dengan demikian counselium berarti, ”people coming together to again an understanding of problem that beset them were evident”, yang ditulis oleh Baruth dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling Profession. Sedangkan, psikologi konseling merupakan suatu kegiatan yang dibangun melalui adanya interaksi antara klien dengan psikolog / konselor untuk mengidentifikasi persepsi, kebutuhan, nilai, perasaan, pengalaman, harapan, serta masalah yang dihadapi klien. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah psikologis klien dengan menyadarkan klien akan akar masalah yang sebenarnya dihadapi hingga akhirnya klien dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapinya.


B.     Flowcart



C.     Design interface

1.      Tampilan saat membuka aplikasi




2.      Tampilan log in ketika telah memiliki akun




3.      Tampilan daftar data diri ketika pertama kali akan membuat akun




4.      Tampilan profil/menu yang berisikan konsultasi (untuk memulai chat) dan info (informasi akun)


5.      Tampilan chat 



DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaiful Bahri (2008). Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta












0 komentar:

Posting Komentar