DESIGN APLIKASI
A.
Latar
Belakang
1.
Alasan
Aplikasi konseling adalah aplikasi
dimana individu dapat melakukan konseling dengan aman dan rahasia, dimana
individu tersebut tidak perlu merasa takut akan tersebarnya apa yang telah
disampaikan. Seiring berkembangnya zaman saat ini banyak anak-anak, remaja,
bahkan individu dewasa pun memiliki sosial media. Sehingga individu tersebut
lebih cenderung mengekspresikan perasaannya melalui sosial media masing-masing.
Individu tersebut menjadi mudah untuk membully individu lain, mudah marah-marah
dan memaki di media sosial. Tak banyak yang terkena dampaknya. Seperti menjadi
pemurung dan mengalami depresi.
Aplikasi
konseling ini dibuat sebagai wadah untuk individu yang ingin bercerita menjadi
lebih mudah dan tidak perlu malu karena dianggap ‘stress’ apabila menemui
psikolog. Di aplikasi ini juga kerahasiaan data individu akan terjamin. Bagi
kalian yang ingin konseling tidak perlu repot-repot mengatur jadwal dan datang
menemui psikolog ataupun konselor. Cukup membuka aplikasi dan ikuti aturannya
2. Teori Psikologi Konseling
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang
diambil dari bahasa latin yaitu counselium, artinya ”bersama” atau ”bicara
bersama”. Pengertian ”berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan
antara konselor (counselor) dengan seseorang atau beberapa klien (Counselee).
Dengan demikian counselium berarti, ”people coming together to again an
understanding of problem that beset them were evident”, yang ditulis oleh
Baruth dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling
Profession. Sedangkan, psikologi konseling merupakan suatu kegiatan yang
dibangun melalui adanya interaksi antara klien dengan psikolog / konselor untuk
mengidentifikasi persepsi, kebutuhan, nilai, perasaan, pengalaman, harapan,
serta masalah yang dihadapi klien. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memecahkan masalah-masalah psikologis klien dengan menyadarkan klien akan akar
masalah yang sebenarnya dihadapi hingga akhirnya klien dapat menemukan sendiri
solusi dari masalah yang dihadapinya.
B.
Flowcart
C.
Design interface
1.
Tampilan
saat membuka aplikasi
2.
Tampilan
log in ketika telah memiliki akun
3.
Tampilan
daftar data diri ketika pertama kali akan membuat akun
4.
Tampilan
profil/menu yang berisikan konsultasi (untuk memulai chat) dan info (informasi
akun)
5.
Tampilan
chat
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah
Syaiful Bahri (2008). Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta









